Proyek Pengembangan Tenaga Angin Pantone merupakan bagian dari ambisi Indonesia untuk memperoleh (setidaknya) 23 persen energi negara dari sumber energi terbarukan pada tahun 2025.
Seperti disebutkan dalam laporan kami sebelumnya tentang Energi Terbarukan, sumber energi terbarukan untuk 23 persen bauran energi primer Indonesia – pada tahun 2025 – tidak layak pada saat ini. Energi terbarukan hanya menyumbang 11,2 persen dari bauran energi primer Indonesia pada akhir 2020 (lihat tabel di bawah, dan – dalam laporan – 11,5 persen pada akhir 2021), yang akan membutuhkan beberapa momentum signifikan selama tiga tahun tersisa. Target.
Melihat tabel di bawah, terlihat bahwa ‘listrik bersih’ di Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari hidro, panas bumi, dan biofuel. Di sisi lain, kekuatan angin hampir di dasar meja. Hingga akhir tahun 2021, total listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia mencapai 154,3 MW.
Namun menurut laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arif Dasrip, angin sebenarnya merupakan sumber energi terbarukan terbesar kedua dalam hal perkiraan energi. Menurut Menteri Tasrif, pembangkit listrik tenaga angin akan mampu memasok hingga 155 gigawatt (GW) di Indonesia setelah dikembangkan penuh sesuai kapasitasnya.
Untuk menempatkan angka ini dalam konteks: Total pembangkit listrik di seluruh Indonesia (termasuk pembangkit listrik berbahan bakar fosil) Ada sekitar 74 gigawatt. Oleh karena itu, jika pembangkit listrik tenaga angin dapat dibangkitkan pada kapasitasnya, dapat menyediakan listrik dua kali lipat dari total pembangkit listrik di Indonesia saat ini.
Dengan kata lain, tenaga angin memiliki potensi besar[1]. Pertanyaannya, mampukah Indonesia menggunakan kemampuan ini? Pada artikel ini kita akan melihat perkembangan terbaru terkait dengan pengembangan tenaga angin di Indonesia.
———————————–
[1] Berbagai media Indonesia mengutip pernyataan Menteri Tasrif saat rapat dengan Badan Legislasi DPR (Baleg), yang memperkirakan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin sebesar 155 GW dan total energi terbarukan sebesar 3.686 GW. Namun, Perusahaan Penanaman Modal Indonesia tidak dapat menemukan bukti pertama bahwa angka-angka tersebut disebutkan dalam pertemuan tersebut. Alasan kami agak skeptis tentang angka tersebut adalah karena (1) sangat besar, (2) Menteri Tashrif sembilan bulan lalu memperkirakan total kapasitas energi terbarukan Indonesia sebesar 417 gigawatt (yang merupakan perbedaan besar dibandingkan dengan 3.686 gigawatt), termasuk 60,6 GW melalui angin.
[…]Demikian pengantar artikel ini. Baca artikel selengkapnya di laporan Maret 2022 kami. Pesan laporan dengan mengirim email [email protected] Atau pesan ke +62.882.9875.1125 (termasuk WhatsApp).
Harga Laporan Penuh Maret 2022 (Elektronik):
Rp 150.000
Rp 10,-
EUR € 10, –
Berikut adalah tampilan di dalam laporan!
Membahas
silakan Masuk Atau Registrasi Komen di paragraf ini
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters