Hyundai Korea Selatan pekan lalu meluncurkan pabrik perakitan mobil listrik pertama di Indonesia, memanfaatkan sumber daya besar yang digunakan dalam produksi kendaraan listrik (EV) kepulauan Asia Tenggara.
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia dan kaya akan kobalt, bauksit dan bijih tembaga, bahan utama dalam pembuatan baterai untuk mobil listrik.
Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintahnya bertujuan untuk membangun “ekosistem” EV terintegrasi untuk segala hal mulai dari penambangan logam hingga produksi baterai dan perakitan mobil.
Pabrik Hyundai akan memproduksi model baru perusahaan, IONIQ 5, dengan 250.000 kendaraan per tahun.
“Saya berharap IONIQ 5 Hyundai akan menjadi tonggak utama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik Indonesia,” kata Djokovic pada upacara pembukaan di kota industri Sikarang, timur ibu kota Jakarta.
“Ke depan, kendaraan listrik harus menjadi moda transportasi utama,” tambahnya.
Negara ini bertujuan untuk memproduksi dua juta EV baik di mobil dan sepeda motor pada tahun 2025. Penggerak transportasi listrik adalah bagian dari tujuan Indonesia untuk mencapai emisi bersih nol pada tahun 2060.
Pemerintah telah menghapus bea masuk pada komponen EV untuk membantu industri tumbuh.
“Kami ingin menjadi mitra utama dalam rantai distribusi global industri kendaraan listrik,” kata Djokovic.
Hyundai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berencana untuk membangun jaringan stasiun pengisian dan pabrik pembuatan baterai dalam kemitraan dengan multinasional elektronik Korea Selatan LG.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters