Oktober 27, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Menteri Luhut memberi sinyal pembatasan bahan bakar bersubsidi

Tempo.co, JakartaMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Bandjaitan, mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan upaya untuk mengatasi pemborosan anggaran, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan. Bahan bakar bersubsidi.

“Kami menargetkan mulai tanggal 17 Agustus untuk mengurangi jumlah penerima yang tidak memenuhi syarat. [fuel] Hibah,” kata Luhut dalam pesan video yang diunggah pada 9 Juli di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan.

Ia menekankan perlunya menekan pemborosan anggaran dalam upaya menjaga anggaran negara tetap stabil dan seimbang. Selain itu, kata dia, proyeksi defisit APBN tahun 2024 akan melebihi target. Kekurangan ini sebagian disebabkan oleh lebih rendahnya pajak penghasilan badan dari perusahaan komoditas karena harga yang turun.

Meski belum jelas secara rinci berapa besaran subsidi BBM yang direncanakan, Luhut membenarkan bahwa perusahaan minyak dan gas milik negara, Pertamina, sedang mengembangkan proyek tersebut.

Upaya oleh Tempo Pertamina menghubungi manajer komunikasi korporat Patra Nayaga, Happy Vulansari, untuk mendapatkan konfirmasi, namun belum dipublikasikan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Shri Mulyani Indravati memperkirakan adanya peningkatan subsidi dan kompensasi energi pada tahun ini. Peningkatan ini disebabkan oleh fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (ICP), nilai tukar rupiah, dan peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi. Rencana itu disampaikan saat rapat dengan badan anggaran pada 8 Juli lalu.

Sri menguraikan, pada semester I tahun 2024, subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp155,7 triliun, turun 3,8% menjadi Rp161,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Namun, angka ini tidak termasuk kemungkinan penyesuaian berdasarkan kompensasi dan penerimaan hibah dan kompensasi selama setahun penuh.

Penerimaan subsidi dan kompensasi BBM pada semester I-2024 mencapai sekitar 7,164 juta kiloliter (KL) dibandingkan 7,167 juta KL pada periode yang sama tahun 2023. Ini mewakili sedikit peningkatan sebesar 0,05%.

READ  Indonesia telah gagal memberikan jalur hijau bagi industri - diplomasi

Riri Rahayu | Annisa Fabiola

Seleksi Guru: Menteri Energi angkat bicara mengenai kenaikan harga bahan bakar non-subsidi

klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News