November 23, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Asia/Indonesia – Mengunjungi Keluarga Katolik: Menyaksikan Indahnya Hidup Bakti

Asia/Indonesia – Mengunjungi Keluarga Katolik: Menyaksikan Indahnya Hidup Bakti

Asia/Indonesia – Mengunjungi Keluarga Katolik: Menyaksikan Indahnya Hidup Bakti

Senin, 6 Mei 2024

Semarang (Agenzia Fides) – Mereka ingin menginjili dan memberikan kesaksian tentang indahnya hidup yang sepenuhnya didedikasikan kepada Tuhan: dalam semangat ini, di beberapa wilayah di Indonesia, para pendeta dan religius setempat sedang menjalani suatu masa. dari “hidup”, yaitu mereka tinggal selama beberapa hari sebagai tamu di keluarga-keluarga Katolik dan berbagi waktu di sana di mana mereka mengungkapkan kegembiraan atas komitmen panggilan mereka, khususnya kepada kaum muda.
Francis Xavier Julie Pramana, seorang katekis dan guru sekolah kejuruan di Solo, provinsi Jawa Tengah, mengatakan para imam, religius dan seminaris menikmati dialog yang lebih intens dan mendalam dengan kaum awam, bertemu dan berteman dengan umat Katolik setempat. Inisiatif ini bertujuan untuk melawan penurunan panggilan imamat dan kehidupan beragama, yang secara tradisional tumbuh subur di Indonesia namun kini menurun di sana dalam beberapa tahun terakhir. Suster Rustica dari Suster Santo Fransiskus mengatakan: “Kehadiran kami di kalangan umat Katolik setempat membantu memperkenalkan kaum muda pada hidup bakti dan menunjukkan bagaimana para hidup bakti menjalani kehidupan sehari-hari. Panggilan religius adalah rahmat khusus dari Tuhan. Rahmat ini harus dibagikan dan dibawa kepada anak-anak dan remaja.” Di Solo, keluarga dengan anak-anak, remaja dan dewasa muda juga mengunjungi rumah tinggal para pemimpin agama setempat sebagai bagian dari inisiatif ini untuk mengakui karya pendidikan mereka di sekolah dan panti asuhan. Menantikan kunjungan Paus Fransiskus pada bulan September mendatang, Gereja di Indonesia menyikapi perkembangan di bidang panggilan imamat dan kehidupan religius. Di Seminari Menengah St. Peter Canisius Mertoudan di Magelang, Jawa Tengah, saat ini terdapat 194 seminaris, lapor Dekan Fr. Markus Yumardana (SJ). Total pendaftar imam di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan (Yokyakarta) berjumlah 68 orang, jelas Pastor Dekan TV Ariando. Kedua seminari tersebut merupakan milik Keuskupan Agung Semarang di Jawa Tengah dan selalu menjadi rujukan di negara ini untuk memahami dan mengevaluasi tren dalam panggilan imam dan religius. Ratusan imam Indonesia dan puluhan uskup Indonesia merupakan alumni seminari-seminari tersebut. Banyak orang akan mengingat bahwa bahkan Paus Fransiskus telah beberapa kali mengakui bahwa kepulauan Indonesia adalah sumber panggilan religius global. Dalam sepuluh tahun terakhir, ordo dan kongregasi di Indonesia mencatat penurunan panggilan: dibandingkan tahun 1980-an, jumlah novis dan novis di rumah keagamaan perempuan dan laki-laki jauh lebih sedikit. Penurunan ini mengkhawatirkan: “Kami memiliki empat novis, dua orang yang ditahbiskan dan dua calon,” kata Teresian, Pemimpin Putri Yesus dan Maria, yang telah melayani sebagai misionaris di Belanda selama 12 tahun, sementara mayoritas Suster Ursulin novis (saat ini berusia 17 tahun), ditahbiskan dan calon bukan berasal dari Pulau Jawa. Namun mereka datang dari pulau lain, kata Suster Pemimpin Ordo Ursulin Indonesia, Lida Hasana. Provinsi Kalimantan Barat di pulau Kalimantan bagian Indonesia merupakan pengecualian: pada tahun 2021, setidaknya 12 remaja putri masuk kongregasi, kata Suster Crescentia Yadi dari Suster Misionaris Fransiskan, sementara 10 remaja putri. Novis Suster Fransiskan Korea (KFS) di Pontianak, Kalimantan Barat dan 24 orang lainnya telah bergabung dalam ordo Suster Fransiskan Bunda Allah Yang Dikandung Tanpa Noda (Sfic) di provinsi yang sama.
Inisiatif berbagi dan pertukaran antara para hidup bakti dan keluarga telah diapresiasi di berbagai keuskupan dan dapat diperluas dan diusulkan kembali di tempat lain, sehingga dalam jalur rekonsiliasi timbal balik, Indonesia dapat meneguhkan diri sebagai “tanah panggilan religius”. (PA/MH) (Agenzia Fides, 6/5/2024)

READ  Apa dampaknya bagi demokrasi Indonesia jika anak presiden kini memimpin partai lain?


Membagikan: