Di Uni Emirat Arab, Bandara Internasional Zayed telah memproses lebih dari satu juta penumpang melalui gerbang pengawasan perbatasan biometrik, sementara Bandara Nura Rai di Indonesia telah mengurangi layanan pengawasan perbatasan menjadi 25 detik. Hal ini mengikuti tren biometrik yang meningkatkan keamanan dan pengalaman pelanggan di bandara di seluruh dunia. Dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Pejabat Miami International mengatakan rencana peralihan ke proses naik pesawat biometrik yang lebih cepat tanpa menunjukkan boarding pass akan selesai tahun ini. Miami hari ini laporan. Bandara ini menggunakan teknologi SITA Smart Path dengan pengenalan wajah NEC untuk boarding biometrik, dan awalnya diyakini akan menghilangkan boarding pass tahun lalu.
Bandara UEA memproses lebih dari 1 juta penumpang dengan IDemia Biometric
Di Abu Dhabi, UEA, Bandara Internasional Zayed telah memproses lebih dari satu juta penumpang melalui terminal manajemen perbatasan bertenaga biometrik Ideamia sejak aktivasi pertama kali pada 15 November 2023.
Sistem manajemen perbatasan menggunakan sistem masuk dan keluar multi-biometrik token tunggal yang meningkatkan keamanan sekaligus meningkatkan kecepatan pemrosesan penumpang. Sistem ini akan diperluas ke empat bandara lain di UEA.
Sistem ini menggunakan pengenalan wajah dan pengenal digital unik untuk setiap wisatawan, sehingga menghilangkan kebutuhan akan banyak dokumen dan mengurangi waktu perjalanan dari tepi jalan ke gerbang, termasuk izin perbatasan, menjadi kurang dari 12 menit.
Bandara Indonesia memangkas waktu layanan kontrol perbatasan menjadi 25 detik
Sementara itu, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, Indonesia, waktu layanan imigrasi dikurangi menjadi 25 detik dengan Auto Gate yang menggunakan pengenalan wajah untuk verifikasi identitas. berita andra.
Proses pemasangan gerbang dimulai pada Oktober 2023 dan diuji coba pada Februari 2024.
Saat peresmian 30 gerbang di bandara tersebut, Direktur Jenderal Imigrasi Silmi Karim mengatakan, “Pemeriksaan imigrasi menggunakan Autogates mengintegrasikan teknologi pengenalan wajah dan manajemen pengawasan perbatasan.
Penumpang harus memiliki paspor digital dan visa atau visa digital pada saat kedatangan yang masih berlaku untuk menggunakan Autogate. Warga negara dari negara-negara di kawasan ASEAN dengan pengecualian visa dapat mengajukan permohonan secara online di evisa.immigration.go.id. Warga negara Indonesia dapat menggunakan paspor tradisional dan digital untuk melalui Autogate.
Penumpang harus melepas aksesori seperti topi dan masker agar dapat melihat dengan jelas sebelum memindai wajahnya. Paspor digital mereka dibandingkan dengan wajah untuk mengonfirmasi identitas.
Sistem ini terhubung dengan data Interpol untuk mencegah orang asing dengan riwayat kriminal memasuki negara tersebut.
14.000 hingga 16.000 orang mengunjungi bandara setiap hari. Auto CAD membuat pemrosesan orang lebih efisien untuk pemeriksaan imigrasi.
Karim mengatakan, sejak 1 Februari hingga 4 Maret 2024, sebanyak 112.939 penumpang yang terdiri dari 14.684 WNI dan 98.255 non WNI menggunakan fasilitas Auto Gate.
54.318 orang lulus menggunakan E-VOA, 3.278 orang menggunakan e-Visa, 30.974 orang menggunakan Molina Light dan 9.685 orang lulus menggunakan Free Visit Visa.
Sebanyak 80 auto gate rencananya akan dipasang di Bandara Ngurah Rai.
Topik esai
Gerbang ABC | Bandara | Biometrik | Kontrol Perbatasan | Biometrik Wajah | Pengenalan Wajah | IDEMI | Indonesia | Uni Emirat Arab
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters