JAKARTA, 14 Agustus (Reuters) – Indonesia diperkirakan akan mengalami musim kemarau panjang hingga Oktober karena sistem cuaca El Niño mengancam pasokan air bersih dan meningkatkan risiko kebakaran hutan, kata badan bencana negara itu, Senin.
Badan cuaca Indonesia telah memundurkan perkiraan puncak musim kemarau ke September dan Oktober karena dampak El Nino, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya Agustus ke September, kata juru bicara BNPB Abdul Muhari dalam media online briefing. .
Hal ini berpotensi memperparah kekeringan di pulau-pulau di bawah garis khatulistiwa di Nusantara, termasuk Jawa – rumah bagi lebih dari 150 juta orang – serta Bali dan Nusa Tenggara.
“Jawa sudah dua bulan mengalami cuaca kering, yang mengkhawatirkan karena dampak El Nino yang kuat akan berlangsung hingga Oktober,” kata Abdul, memperingatkan bahwa ketinggian air di waduk dekat Jakarta telah turun secara signifikan.
Musim kemarau tahun ini diperkirakan akan menjadi yang paling parah sejak 2019, sebagian karena datangnya El Nino, kata badan cuaca sebelumnya.
Enam orang tewas di daerah pegunungan terpencil di wilayah Papua Timur, di mana ribuan orang menghadapi kelaparan akibat kekeringan, kata para pejabat pada Juli.
Para pejabat memperingatkan bahwa beberapa provinsi, seperti Aceh di ujung utara pulau Sumatra, telah sering mengalami kebakaran hutan dalam beberapa pekan terakhir, meskipun total negara untuk Juli di bulan Juli lebih rendah daripada tahun 2019.
BNPB mencatat 75 insiden kebakaran pada Juli, dibandingkan dengan 115 pada bulan yang sama pada 2019.
Negara Asia Tenggara ini mengalami kebakaran hutan dahsyat pada tahun 2015 dan 2019, yang menyelimuti negara dan sebagian wilayah Asia Tenggara dalam kabut. Menurut Bank Dunia, kebakaran tahun 2019 menyebabkan kerugian ekonomi sekitar $5,2 miliar di delapan provinsi di Indonesia.
Pelaporan Gayatri Suryo Pelaporan tambahan oleh Francesca Nango; Diedit oleh Sharon Singleton
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters