November 26, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisinya sebesar 358 juta ton CO2e

Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisinya sebesar 358 juta ton CO2e

JAKARTA (Antara) – Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi sektor energi sebesar 358 juta ton setara karbon dioksida (CO2e) pada tahun 2030, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartardo.

Upaya pengurangan emisi karbon di bidang energi dilakukan melalui efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, penggunaan teknologi energi bersih untuk pembangkit listrik, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan rehabilitasi pascatambang. Konferensi dan Pameran Efisiensi dan Keamanan Energi Indonesia ke-4 pada hari Kamis.

Ia mengatakan pemerintah telah menunjukkan komitmen tersebut dengan merilis “Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim Indonesia 2050” sebagai bentuk Perjanjian Paris.

Menurutnya, pencapaian net zero emission pada tahun 2060 merupakan bagian dari transformasi Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

Upaya meliputi diversifikasi ekonomi jauh dari konsentrasi sumber daya alam; Pertumbuhan ekonomi didorong oleh pengetahuan, teknologi dan inovasi; dan memanfaatkan keunggulan kompetitif di seluruh rantai nilai energi bersih, tambahnya.

Selain itu, pada 16 Juni 2023, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi yang mengatur tentang penggunaan energi secara efisien, rasional, dan bijaksana untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini dan masa depan. Sejumlah program dan mekanisme dilakukan untuk mendorong implementasi konservasi energi di berbagai sektor.

“Melalui regulasi ini, kami yakin masyarakat dan pelaku usaha dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan ketersediaan energi nasional,” ujarnya.

Ia juga berharap agar konservasi energi dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah seperti manajemen energi; standarisasi label hemat energi dan hemat energi; Pembiayaan, pengembangan usaha jasa dan peningkatan kesadaran dan kapasitas sumber daya manusia; Selain itu, kerja sama dan penelitian inovasi hemat energi akan berjalan lancar.

READ  Alto menandatangani perjanjian HAPS di Indonesia

Selain itu, tujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 melibatkan perjalanan panjang yang membutuhkan tindakan cepat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, beliau menekankan bahwa efisiensi energi merupakan aspek kunci dari transisi menuju energi bersih.

Dikatakannya, dengan menerapkan efisiensi energi, sektor industri, gedung dan transportasi dapat dibuat lebih efisien dan fokus pada konsep pembangunan berkelanjutan.

Menteri menambahkan bahwa efisiensi energi tidak hanya dapat mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi, meningkatkan keamanan energi dan kualitas hidup, serta menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.

Berita terkait: DPR dukung blended finance untuk percepatan transisi energi
Berita terkait: Pertamina jajaki sumber energi baru melalui green business

Diterjemahkan oleh: Payu Saputra, Resinda S
Pengarang : Rahmat Nasushan
Hak Cipta © ANTARA 2023