JAKARTA (Andara) – Pemerintah gencar mendorong transformasi digital di bidang keuangan yang selain memberikan kemudahan bagi masyarakat, juga akan membantu india bersaing dengan negara berkembang seperti Malaysia dan India.
Kementerian Komunikasi dan Informatika memprediksi nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$360 miliar pada tahun 2030.
Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa Indonesia berhasil menjadi salah satu negara ASEAN dengan potensi pertumbuhan ekonomi digital tertinggi.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Google, Temasek dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$77 miliar pada tahun 2022, dengan pertumbuhan sekitar 22 persen.
Saat ini Indonesia telah mampu menjadi pemain kunci ekonomi digital ASEAN, karena sekitar 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan teknologi bisa dikatakan menjadi salah satu pemicu transformasi digital di bidang keuangan.
Menurut Menko Perekonomian Erlanga Hartardo, potensi Indonesia didukung oleh bonus demografi, kehadiran startup, dan penetrasi internet Tanah Air yang akan mencapai 76,8 persen pada 2022.
Namun, transformasi digital yang lengkap di bidang keuangan tidak mudah dicapai. Rendahnya literasi keuangan masyarakat menjadi tantangan utama saat ini.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada 2022 sebesar 49,68 persen. Sementara itu, OJK mencatat indeks inklusi keuangan mencapai 85,10 persen pada tahun yang sama.
Dengan demikian, terdapat gap sebesar 35,42 poin persentase antara tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Wakil Sekretaris Jenderal II Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Firlie Ganinduto, mencatat literasi keuangan masyarakat masih rendah. Kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan menunjukkan bahwa Indonesia belum mencapai transformasi ekonomi digital yang lebih baik.
Selain itu, infrastruktur digital masih belum merata di seluruh wilayah di tanah air – masalah yang perlu ditangani oleh pemerintah.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, 84,9 persen dari total 83.218 desa di Indonesia telah terhubung dengan internet.
Sementara itu, 15,1 persen atau 12.548 desa masih kekurangan akses internet yang memadai. Sebagian besar desa yang belum terjangkau oleh digitalisasi (73 persen) berada di daerah tertinggal, marginal, dan terluar (3T).
Presiden Joko Widodo mengatakan pemerataan digital menjadi kunci untuk mewujudkan transformasi ekonomi digital Indonesia dan mengatasi kesenjangan sosial ekonomi.
Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi digital. Oleh karena itu, infrastruktur digital di tanah air perlu ditingkatkan.
Regulasi dan kerjasama
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah saat ini berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk melakukan berbagai inisiatif mulai dari peningkatan literasi keuangan hingga pencapaian pemerataan infrastruktur digital melalui berbagai kebijakan dan program.
Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu kementerian yang mencanangkan beberapa program untuk mendukung ekonomi digital, kata Mohammad Rudi Salahuddin, Deputi Bidang Ketenagakerjaan, Ekonomi Digital, dan Integrasi UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Program tersebut antara lain Program Literasi Digital Indonesia, Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah berkontribusi pada reformasi sistem pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan (TVET) dengan mengembangkan bahan ajar berbasis virtual reality (VR) untuk sekolah kejuruan (SMK).
Sejauh ini, program tersebut telah diujicobakan di 16 SMK dan 7 provinsi. Selain itu, 285 guru telah menerima pelatihan berbasis VR.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan sistem pembayaran digital bagi masyarakat, salah satunya diwujudkan melalui program Literasi Keuangan (seperti IT) unggulan Indonesia.
LIKE IT adalah program interaktif untuk membangun literasi keuangan. Proyek tersebut merupakan hasil kerjasama antara BI, OJK, Kementerian Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
BI secara rutin menerbitkan materi edukasi seperti panduan penggunaan sistem pembayaran digital, artikel, dan infografis, yang disebarkan melalui situs web, media sosial, dan kampanye lainnya.
Perusahaan fintech juga mendukung transisi keuangan digital di Indonesia.
Kaninduto mengatakan ada tiga inisiatif yang dilakukan perusahaan fintech untuk mendukung transformasi digital.
Pertama, memberikan dukungan terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan menggunakan platform digital milik perusahaan fintech, misalnya melalui e-wallet Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kedua, Aftech mendukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam membangun talenta digital.
Ketiga, Aftech juga mendukung transisi bank pembangunan daerah (BPD) untuk menggunakan 20 jenis model bisnis di dalam BPD.
Selain itu, perusahaan asuransi juga berperan dalam mengedukasi masyarakat. Misalnya, perusahaan asuransi AXA Mandiri, melalui Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), memberikan pengetahuan termasuk perencanaan keuangan dan pelatihan kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Secara internasional, pada KTT ASEAN 2023, pemerintah telah menyuarakan isu-isu seperti literasi, inklusi keuangan, dan penggunaan teknologi untuk mempercepat transaksi.
Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri Pearlianto Chitungir mengatakan Local Currency Transactions (LCTs) menjadi topik utama pembahasan dalam pertemuan tersebut sebagai bagian dari upaya meningkatkan konektivitas ekonomi di kawasan.
Dibahas juga cara menjaga stabilitas keuangan di kawasan dengan LCT dan mekanisme linkage pembayaran regional untuk memperkuat integrasi di kawasan.
Dalam upaya pemerataan infrastruktur digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Akses Telekomunikasi (BAKTI) sedang mengupayakan rencana pemasangan 7 ribu Base Transceiver Station (BTS) 4G, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil ( 3T) daerah. daerah pada tahun 2024.
Padahal, ekosistem digital akan membuat hidup masyarakat lebih mudah. Namun, agar transformasi digital di sektor keuangan menjadi lebih dari sekadar mimpi, diperlukan kemajuan dan kolaborasi dari berbagai pihak serta regulasi pemerintah yang efektif.
Berita Terkait: Bentuk Lingkungan Keuangan Digital Inklusif: VP to Stakeholders
Berita terkait: Kementerian bertujuan untuk membantu 24 juta UMKM bergabung dengan ekosistem digital
Berita Terkait: Ekonomi Digital Pengaruhi Positif Pariwisata, Pelaku Ekonomi Kreatif
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters