Indonesia pada hari Jumat segera mencabut semua langkah yang tersisa untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 karena sebagian besar penduduk negara sudah memiliki antibodi terhadap penyakit tersebut, kata Presiden Joko Widodo.
“Tidak akan ada lagi pembatasan pada pertemuan dan pergerakan,” kata presiden pada konferensi pers, mencatat bahwa keputusan itu didasarkan pada statistik infeksi terbaru.
Sebelum pengumuman, sebagian besar pembatasan pergerakan telah dicabut bagi mereka yang menerima setidaknya satu suntikan vaksin penguat, tetapi pejabat masih mewajibkan orang untuk memakai masker di dalam ruangan dan menggunakan aplikasi pelacak COVID saat memasuki sebagian besar ruang publik.
Baca selengkapnya: Kepala WHO mengatakan ‘khawatir’ tentang Covid di China tetapi larangan pariwisata
Jokowi, sapaan akrab presiden, meminta masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap virus, termasuk rutin memakai masker di dalam ruangan dan di keramaian.
Indonesia pada satu titik memiliki jumlah infeksi tertinggi di Asia, tetapi dalam sepekan terakhir kasus harian turun di bawah 1.000, dengan rawat inap dan kematian relatif rendah.
Negara terpadat keempat di dunia telah mencatat lebih dari 6,7 juta kasus secara keseluruhan, dengan 160.583 kematian.
Sekitar 75% penduduk Indonesia yang berusia di atas 6 tahun atau 174,7 juta orang telah menerima dua vaksinasi dan sekitar 68,5 juta telah menerima setidaknya satu suntikan penguat, menurut data Kementerian Kesehatan.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters