November 22, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Aung San Suu Kyi: Mantan pemimpin Myanmar dijatuhi hukuman 6 tahun penjara lagi

Aung San Suu Kyi: Mantan pemimpin Myanmar dijatuhi hukuman 6 tahun penjara lagi

Putusan terbaru dalam serangkaian persidangan rahasia terhadap peraih Nobel itu membuat hukuman penjara totalnya menjadi 17 tahun dan datang ketika utusan khusus PBB melakukan perjalanan ke Myanmar pada hari Senin untuk mengatasi “situasi (hak asasi manusia) yang memburuk”.

Suu Kyi, yang berusia 77 tahun pada bulan Juni, sebelumnya telah dihukum karena berbagai kejahatan mulai dari korupsi hingga pelanggaran pemilu.

Pada hari Senin, Suu Kyi dihukum karena menyalahgunakan dana dari sebuah yayasan amal untuk membangun rumah dan menyewakan tanah milik pemerintah, Demikian menurut Kantor Berita Myanmar (MNA).

Media pemerintah mengatakan tiga mantan pejabat pemerintah lainnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara atas tuduhan serupa.

Suu Kyi telah ditahan di Ruang isolasi Dia dipenjarakan di ibu kota, Naypyitaw, dan menyangkal semua tuduhan terhadapnya.
Kelompok-kelompok hak asasi internasional dan para pemimpin telah menyatakan keprihatinan tentang kemerosotan itu kondisi Hak Asasi Manusia di Myanmar menolak persidangan yang sedang berlangsung terhadap Suu Kyi, menyebut mereka “tidak adil dan tidak adil”.

“Penghukuman terhadap junta militer Myanmar dan keputusan Aung San Suu Kyi yang tidak adil adalah bagian dari serangan sistematisnya terhadap hak asasi manusia di seluruh negeri,” Eileen Pearson, penjabat direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin.

“Kesediaan militer untuk menghilangkan secara paksa pemimpin sipil paling terkemuka di negara itu mengungkapkan kebrutalan yang dihadapi oleh tahanan politik yang kurang dikenal,” kata Pearson.

PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Noelen Heizer, melakukan perjalanan ke Myanmar pada hari Senin untuk mengatasi “situasi yang memburuk dan kekhawatiran segera”.

“Kunjungan Utusan Khusus ini mengikuti konsultasi ekstensifnya dengan para aktor dari seluruh spektrum politik, masyarakat sipil, serta komunitas yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung,” Pernyataan itu mengatakan.

READ  Kemacetan mematikan di puncak menandakan bahaya bagi pendaki