Jakarta. Nestl Indonesia, sebuah divisi lokal dari perusahaan makanan dan minuman multinasional Swiss, minggu lalu mengumumkan investasi $25,2 juta dalam fasilitas produksi hijau baru untuk minuman malt coklat Milo.
Fasilitas baru ini menyoroti upaya Nestl Indonesia untuk mencapai target net-zero emisi Indonesia pada tahun 2050, sekaligus menghilangkan ketergantungan 271 juta penduduk Indonesia pada impor minuman.
“Meskipun perusahaan terus tumbuh, fokus kami saat ini adalah pada komitmen kami untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050,” kata Ganesan Ambalavanar, Ketua Nestl Indonesia, akhir pekan lalu.
Selasa lalu, perusahaan meluncurkan fasilitas baru di pabrik Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini akan menelan biaya investasi Rp 368 miliar ($ 25,2 juta) untuk pemasangan tambahan mesin proses pengering pita vakum (VBD 2) dan boiler biomassa.
Pengering tersebut memungkinkan Nestl Indonesia meningkatkan produksi Milo dalam negeri dan memenuhi 100 persen kebutuhan minuman lokal.
“Investasi melalui VBD 2 ini diperkirakan akan menggandakan produktivitas Nestl Milo per tahun. Oleh karena itu, ke depan, pertumbuhan produktivitas akan mendorong Nestl Indonesia menjadi pasar ekspor bagi negara lain, serta berdampak positif dalam jangka panjang. Perekonomian Indonesia,” kata Ganesan dalam keterangan terpisah.
Ketel, di sisi lain, menggunakan 8.880 metrik ton sekam padi setahun dari daerah sekitarnya untuk diubah menjadi gas minyak cair (LPG) dan menghasilkan uap. Perusahaan mengembangkan boiler bekerja sama dengan Tasma Bioenergy atau Berkeley Energy Commercial Industry Services (BECIS).
Nestl Indonesia memperkirakan boiler biomassa akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 6.068 ton per tahun menjadi setara karbon dioksida (CO2e) dan biaya energi sebesar 14 persen. Perusahaan membagikan abu sisa pembakaran boiler kepada petani untuk dijadikan kompos.
Ganesan mengatakan Nestl Indonesia telah memperkuat komitmennya untuk mencapai nol emisi bersih pada tahun 2050.
“Kami akan fokus mendukung petani dan pemasok untuk menumbuhkan pertanian regeneratif, menanam ratusan juta pohon selama sepuluh tahun ke depan dan menyelesaikan transisi untuk menggunakan 100% listrik terbarukan pada tahun 2025,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Bandhjaitan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teton Mastuki dan Bupati Karawang Cellika Noorrasadiana menghadiri acara peresmian pada Selasa.
Luhut memuji upaya Nestl untuk memperluas investasi di Indonesia. “Pemerintah terus mendorong masyarakat dan dunia usaha dan industri untuk semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama pasca wabah, dan untuk lebih memperkuat produksi dalam negeri,” katanya.
Teten memuji inisiatif energi terbarukan perusahaan. “[T]Membuat dan mengembangkan bio-boiler merupakan langkah yang baik menuju energi terbarukan, apalagi Karawang sebenarnya adalah penghasil beras dan pemanfaatan limbah beras juga akan meningkatkan pendapatan bagi kepentingan petani,” ujarnya.
Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Menurut Tinjauan Statistik BP 2021, Indonesia akan mengeluarkan sekitar 575 juta metrik ton karbon dioksida ke atmosfer pada tahun 2020, 7,4 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters